untuk renungan

01.38 Posted In Edit This 0 Comments »
Saat tulisan ini dibuat kebetulan saya tidak membawa kamus bahasa Indonesia karangan Purwo Darminto, sehingga tidak dapat memberi batasan versi kamus. Bahasan disini mengambil sudut pandang dari sisi " orang kebanyakan ". Secara umum orang memandang rizqi hanya dari sudut yang sangat sempit, seperti hitungan duit yang masuk kekantong. " Rasanya kita sudah berdoa habis-habisan dan berusaha-kaki untuk kepala dan kepala untuk kaki. Tetapi kok begini-begini saja ya…" sering terlintas ada dibenak mba Yanti. Seorang pedagang pulsa di depan kantor A-RAYA Panbil. Lain lagi cerita mas Iwan " aku sudah mengikuti petunjuk ustadz untuk sholat dhukha setiap hari…tanpa boleh terlewatkan dan bukankah sholat Dhukha sebagai pembuka pintu rizqi??"tapi kok ya tidak berubah-berubah masih kayak gini…..katanya. Lain lagi cerita Mas Joko " Aku disuruh tirakat puasa saat hari lahir dan diteruskan puasa senin kamis……..sudah kujalani dengan penuh "keikhlasan" tapi kok ya nggak ada perubahan. Ada lagi celotehan dari Teh Aan " Abdi disuruh Mamak ( Kyai ) untuk sholat malam setiap hari kecuali pas halangan……Alkhamdulillah tak jalanin dengan penuh ketekunan tapi ya…lagi-lagi kok masih susah susah juga ya……………
Nah pada point ini bagaimana menerjemahkan artian rizqi. Seringkali rizqi dipandang dengan demikian dangkal dan naif. " Rizqi kita artikan uang yang masuk ke kantong atau dompet kita, atau apapun yang masuk di dalam istilah keuangan menerjemahkan rizqi sering hanya pada debet. Padahal secara hakekat rizqi demikian luas bisa berarti materi bisa juga bersifat immaterial, bisa berupa tangible benefit bisa juga intangible benefit, dan sebagainya.
Dari cerita yang sederhana dibawah ini, paling tidak ada penedekatan cara memandang rizqi……..
Pada suatu saat, hiduplah petani yang sholeh dan telah teruji kesalehannya. Baik kesalehan sosial maupun kesalehan vertikal. Petani tersebut sebut saja namanya Pak badru, mempunyai 2 orang anak yang masih tergolong ABG ( atas bawah gede...he..he). Tahun tanam ini Pak Badru menanam 6 Ha padi pandan wangi. Alkhamdulillah atau puji Tuhan pertumbuhan padinya sangat bagus. Bulir-bulir padi yang berisi dengan ditunjukkan dengan merunduk, pertumbuhan dan warna yang seragam, elok bener…….membuat kagum petani-petani yang lain. " Pantes saja sawah Pak Badru demikian bagus…….la wong orangnya rajin, tekun, baik hati pada warga, apalagi kalau bicara ritual agama pasti nomor wahid " demikian yang ada di benak Kang Narto yang mempunyai sawah sebelah Pak Badru dan kebetulan tetanggaan pula dikampung.
Melihat padinya demikian bagus……..Pak Badru mulai merencanakan sesuatu jika kelak panennya sesuai dengan yang diharapkan. " ah aku ingin beli mobil dan umroh….." itu rencana dalam kolbu pak Badru. Hari demi hari ……direncanakan besok akan panen. Hitung-hitung pas umurnya, pas rencana pasca panennnya.
Tiba-tiba sore itu langit demikian gelapnya. Rasanya belum pernah terjadi dikampung itu mendung yang demikian gelapnya. Wah pasti hujan akan deras nih pikir para warga. Betul, tidak berapa lama tejadi hujan yang demikian derasnya dan dalam waktu yang hampir semalam suntuk. Hujan agak kurang …datang lagi terus menerus. Hingga salah satu sungai terbesar didaerah itu banjir………airnya laksana pasukan perang nazi yang sedang menyerbu eropa timur…..bergelombang………semua yang ada didepannya dilumat habis…..tak terkecuali sawah Pak Badru yang siap untuk dipanen……..ludes habis diterjang banjir…………………………………………………………………………………………………………..
Terhenyak lah Pak Badru……..ada apakah gerangan…….kurang apa aku……..kenapa diberi cobaan begini……….berkecamuklah hati dan pikirannya……seakan mau protes sama Tuhan. Wajarlah secara manusiawi………
Saat Pak Badru antara tidur dan tidak tidur ada sesosok makhluk putih berkelebat mendekatinya…..bak sinar yang menembus badannya…..dingin sekujur tubuhnya….tetapi dingin yang niiiiikmat banget tiada tara……….makhluk tadi berbisik dalam telinganya…" Maha Besar Allah atas segala makhluknya….Maha Pengasih dan Maha Penyayang………andaikan padimu ditakdirkan panen dan bagus….maka sesuai cita-citamu pasti engkau akan beli mobil……….dan takdir sudah menunggumu…..kalau engkau beli mobil maka pada jam anu ditempat anu….engkau dan seluruh keluargamu akan celaka…………………………………….maha kasih sayang Allah. Takdir itu dirubah karena Irodatnya atas dasar kesalehanmu dan budi baikmu serta banyaknya sedekahmu…………….
Allahu robbi dengan tergagap Pak Badru mendapatkan kesadaran kembali………bersungkur dan sujud syukurlah beliau atas rahmat dan barokah yang Allah berikan…………..Jadi kembali lagi Rizqi itu apa???????????????????????? Wasalam.

0 komentar: